Depresi dalam pandangan Islam selalu dapat diatasi dengan solusi spiritual dalam diri manusia. Depresi dalam Islam sendiri diyakini sebagai sebuah emosi negatif yang muncul berkat pengalaman sedih, menyiksa, hingga tertekan dalam kehidupan sehari-hari.

Obat depresi dalam ajaran Islam juga selalu berhubungan dengan bagaimana seseorang mampu mendekatkan diri kembali kepada penciptanya. Oleh karena itu, artikel ini akan menjelaskan mengenai pengertian depresi, jenis, hingga cara mengatasi depresi dalam konteks ajaran agama Islam.

Jika Anda bagian dari penganut ajaran ini, maka sudah sepantasnya mengetahui apa itu depresi dari sisi Islam, hukum, hingga solusi depresi menurut Islam. Langsung saja simak detail lengkapnya di bawah ini!

Pengertian Depresi dalam Islam

Pengertian Depresi dalam Islam

Pengertian depresi dalam Al Qur’an tidak dijelaskan secara eksplisit sebagai suatu kondisi medis yang Anda kenal hari ini. Namun, konsep kesedihan, kecemasan, dan perasaan terjepit dapat ditemukan dalam beberapa ayat. Ayat alquran tentang depresi adalah sebagai berikut:

وَٱصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِى ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُونَ

Washbir wa mā shabruka illā billāh wa lā tahzan ‘alaihim wa lā taku fī dlaiqin mimmā yamkurūn.

Artinya: “Dan bersabarlah; dan tiada kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah. Dan janganlah engkau bersedih hati terhadap mereka (yang ingkar itu) dan janganlah engkau dalam keadaan sempit (penasaran) karena tipu daya mereka.”

Dalam ayat ini, Allah memberikan perintah untuk bersabar dan mengingatkan bahwa kesabaran itu hanya bisa dicapai dengan pertolongan-Nya. Ayat ini juga mengingatkan untuk tidak merasa sedih atau terganggu oleh tipu daya atau rencana jahat orang-orang yang tidak beriman.

Ayat tersebut juga merupakan perintah sekaligus dorongan untuk tetap teguh dalam iman, terlepas dari tantangan atau musuh yang mungkin dihadapi, dengan menjaga fokus pada Allah dan keyakinan dalam petunjuk-Nya.

Al-Quran juga menyajikan pandangan tentang kehidupan yang menyeluruh dan memberikan petunjuk bagaimana menghadapi tantangan, termasuk perasaan sedih atau tertekan. Misalnya, kata “Huzn” dalam bahasa Arab, yang bisa diartikan sebagai kesedihan atau kecemasan, ditemukan dalam Al-Quran.

Ayat yang berbicara tentang kesedihan Nabi Ya’qub (Ayoub) atas hilangnya putranya adalah contoh dari perasaan depresi itu sendiri. Al-Quran juga mengajarkan bahwa Allah adalah sumber kekuatan dan dukungan, dan iman kepada Allah dapat memberikan ketenangan dan kekuatan menghadapi kesulitan.

Baca Juga: Depresi Ringan Sedang Berat

Jenis-Jenis Depresi Menurut Al-Qur’an

Jenis-Jenis Depresi Menurut Al-Qur’an

Setelah mengetahui pengertian depresi menurut Islam, ada beberapa jenis depresi yang sudah disampaikan dalam Al-Quran. Mengetahui jenis depresi akan sangat bermanfaat dalam mengetahui akibat depresi serta serangan depresi itu sendiri. Berikut jenis-jenisnya!

1. Huzn (حزنٌ)

Istilah ‘huzn’ diartikan oleh al-Aşfahāni dalam Mufradāt al-Fāzhil Qur’ān sebagai kondisi hati yang dilanda kesedihan. Beberapa ahli berpendapat bahwa ‘huzn’ merujuk pada rasa sedih yang muncul akibat peristiwa malang, kehilangan sesuatu yang berharga, atau rasa tidak berdaya.

Emosi ini biasanya menghasilkan reaksi yang lebih pasif, dimana individu yang mengalaminya mungkin menjadi lebih pendiam, emosional, tertutup, dan kurang bersemangat. Secara tidak langsung, depresi dalam Islam dapat diartikan sebagai kondisi batin yang sedang dilanda kesedihan atau kesusahan.

Di sisi lain, ‘huzn’ kadang-kadang bisa digambarkan sebagai ketidakpuasan dengan situasi atau peristiwa yang terjadi. Hal ini mungkin melibatkan berbagai masalah yang dihadapi seseorang atau keadaan yang tidak sesuai dengan keinginannya, yang membuatnya merasa tertekan.

2. Ghamm (غمٌّ)

Istilah “Ghamm” menggambarkan tingkat kesedihan lebih dalam dan intens dari depresi. Sering kali berkaitan dengan kecemasan saat terjadi peristiwa atau musibah. Bukan sekadar perasaan sedih biasa, melainkan emosi kompleks. Mencakup rasa kecewa, putus asa, dan bahkan terkadang ketakutan.

Sebagai contoh, Anda seorang mahasiswa yang mendapatkan nilai buruk dalam ujian. Anda pun merasa hancur, tidak hanya karena prestasi yang kurang memuaskan, tetapi juga karena apa yang mungkin terjadi di masa depan. Entah itu karena reputasi mendapat nilai buruk, ekspektasi terhadap diri sendiri, dll.

Ghamm mungkin akan menghasilkan dampak yang lebih luas dalam hidup seseorang, termasuk efek pada kesehatan mental, motivasi, dan kepercayaan diri. Dalam beberapa kasus, perasaan ini dapat begitu intens sehingga berdampak pada kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Intinya, “Ghamm” bukan hanya sekedar kesedihan, tetapi kombinasi dari emosi yang berbeda yang berinteraksi dalam cara yang kompleks. Ghamm ini bisa menciptakan respons yang intens dan seringkali menyakitkan terhadap situasi atau peristiwa tertentu.

3. Hamm (همٌّ)

Istilah “Hamm” menggambarkan suatu kondisi mental yang berkaitan dengan pemikiran negatif yang terus-menerus mengenai potensi ancaman di masa mendatang dan strategi untuk menghadapinya. Kondisi ini sering menimbulkan pertanyaan-pertanyaan cemas dan pengandaian-pengandaian negatif.

Hamm bukan sekedar kekhawatiran sementara, tetapi lebih pada gangguan berkelanjutan yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Seseorang yang mengalami “Hamm” mungkin akan terjebak dalam siklus berpikir negatif tentang masa depan, bahkan sering memikirkan skenario terburuk atau mengancam.

Gangguan ini lebih dari sekedar rasa khawatir normal dan seringkali mengarah pada stres atau kecemasan yang lebih serius. Hamm mewakili suatu bentuk kegelisahan mendalam, menekankan bagaimana perasaan negatif dapat memiliki dampak nyata dan signifikan terhadap kesejahteraan seseorang.

4. Dlaiq (ضيقٌ)

Apabila gangguan mental tidak segera diatasi atau dikendalikan, kondisinya bisa semakin memburuk dan berkembang menjadi apa yang disebut dengan “Dlaiq”. Istilah ini merujuk pada perasaan sempit dan sulit, di mana penderitanya merasa terjepit dan kesulitan untuk mengekspresikan apa yang sedang dirasakan.

Dalam keadaan Dlaiq, seseorang mungkin merasa begitu terbebani oleh perasaannya sehingga bahkan kata-kata tampaknya tidak cukup untuk menggambarkan apa yang sedang dialami. Kondisi ini lebih dari sekedar rasa frustrasi atau kebingungan.

Ketidakmampuan untuk mengekspresikan perasaan ini dapat menambah beban dan kebingungannya, meningkatkan perasaan isolasi dan kesendirian. Jenis depresi dalam Islam ini adalah contoh nyata dari bagaimana gangguan mental dapat berdampak serius terhadap kualitas hidup seseorang.

5. Asaf (أسف)

Istilah “Asaf” menurut al-Rāgib al-Aşfahāni menggambarkan perasaan kesedihan yang disertai dengan amarah. Asaf adalah emosi kompleks yang menggabungkan dua perasaan kuat dan saling berinteraksi. Perasaan ini bukanlah kesedihan biasa, tetapi telah diperdalam dengan rasa marah yang menyertainya.

Konsep Asaf sendiri bisa dianggap sebagai refleksi dari perjuangan internal seseorang, di mana kesedihan dan kemarahan saling bertautan. Seseorang yang mengalami “Asaf” mungkin merasa frustasi atau putus asa tentang situasi tertentu, yang kemudian menimbulkan kemarahan.

“Asaf” juga bisa dilihat sebagai respons terhadap ketidakadilan atau kehilangan yang dirasakan, di mana kesedihan atas apa yang hilang atau tidak tercapai digabungkan dengan amarah atas ketidakadilan dari situasi tersebut. Artinya, kondisi emosional kompleks ini bisa sangat mempengaruhi perilaku seseorang.

Cara Mengatasi Depresi Menurut Islam

Adapun cara menyembuhkan depresi dalam Islam bisa dimulai dengan melakukan beberapa terapi mengatasi depresi sesuai ajaran agama. Dalam upaya pemulihan dari depresi sesuai dengan pandangan Islam, terdapat sejumlah metode terapeutik yang dapat dijalankan sebagai berikut:

1. Shalat 5 Waktu

Shalat 5 Waktu

Shalat 5 waktu juga termasuk cara ampuh agar tidak depresi dalam Islam. Meskipun kesulitan dalam hidup akan senantiasa ada, namun dengan shalat semuanya akan serba dipermudah oleh Allah. Shalat tidak hanya merupakan ekspresi ketaatan kepada Allah tetapi juga cara untuk menemukan kedamaian.

Melalui shalat, penderita depresi bisa menghubungkan dirinya dengan Allah, mencari bantuan dan petunjuk dalam menghadapi tantangan hidup. Penderita juga mengingatkan dirinya tentang tujuan yang lebih besar dalam hidup, yang dapat membantu mengurangi fokus pada masalah untuk sementara waktu.

2. Membaca Kitab Suci

Membaca Kitab Suci

Al-Quran adalah sumber hukum dan petunjuk dalam Islam. Memahami dan merenungkan makna ayat dapat memberikan panduan, inspirasi, dan kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup, termasuk depresi. Sebagai umat Muslim, tentunya sudah sepantasnya mengamalkan bacaan dari kitab suci ini.

Dengan mengamalkan bacaan dan mengikuti petunjuk dari kitab suci, umat Muslim dapat menemukan cara untuk menghadapi tantangan emosional dan mental dengan cara yang sejalan dengan ajaran Islam. Sehingga bisa turut memperkuat iman dan membangun hubungan lebih dekat dengan Allah.

3. Berdoa dan Dzikir

Berdoa dan Dzikir

Dalam Islam, berdoa dan dzikir adalah alat komunikasi langsung dengan Allah. Melalui doa dan dzikir, Anda dapat mengungkapkan perasaan, memohon bantuan, dan mencari kedamaian. Praktik spiritual ini dapat mendekatkan seseorang kepada Allah, menumbuhkan rasa syukur, dan mengatasi perasaan sedih.

Pendekatan rohani ini menunjukkan bagaimana agama mengajarkan cara menghadapi tantangan emosional dalam hidup. Cara mengatasi depresi dalam islam ini sangat menekankan pentingnya kepercayaan, harapan, dan ketergantungan pada kehendak Ilahi.

4. Bertawakal kepada Allah

Bertawakal kepada Allah

Memiliki keyakinan kuat dan menyerahkan segala urusan kepada Allah adalah inti dari ajaran Islam. Dengan cara ini, Anda diminta untuk menerima bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya dan berusaha untuk memahami hikmah di baliknya.

Pendekatan ini tidak hanya memberikan panduan dalam menghadapi kesulitan tapi juga menawarkan kenyamanan dan ketenangan rohani. Mengandalkan iman kepada Allah sebagai sumber kekuatan dapat membantu Anda menghadapi perasaan sedih, kecemasan, atau depresi sekalipun.

Baca Juga: Depresi pada Lansia

5. Bergaul dengan Positif

Bergaul dengan Positif

Bergaul dengan orang-orang yang positif, mendukung, dan beriman dapat memberikan dampak besar terhadap kesehatan mental seseorang. Teman-teman yang baik akan saling mengingatkan dalam kebaikan, memberikan dukungan emosional, dan membantu saat menghadapi kesulitan.

Dalam konteks ini, pertemanan bukan hanya tentang bersosialisasi, tetapi tentang membangun jaringan sosial yang berarti dapat menopang seseorang dalam perjalanan hidupnya. Dalam banyak cara, pertemanan yang positif dapat memainkan peran penting dalam memelihara keseimbangan mental.

6. Menerima dan Sabar

Menerima dan Sabar

Jika semua upaya sudah dilakukan, maka cara mengatasi depresi dalam ajaran Islam paling terakhir adalah menerima dan bersabar. Dalam menghadapi cobaan, Islam mengajarkan pentingnya kesabaran dan penerimaan agar hati menjadi jauh lebih lapang.

Mengakui dan menerima realitas, sambil terus berusaha dengan penuh kesabaran, dapat membantu proses penyembuhan. Cara ini mencerminkan pandangan Islam bahwa setiap ujian adalah kesempatan untuk tumbuh dan mendekatkan diri kepada Allah.

7. Datangi Profesional

Datangi Profesional

Mengatasi depresi atau obat depresi dalam Islam tidak terbatas dengan cara-cara spiritual saja. Islam juga menyarankan kepada Anda untuk mendatangi profesional agar segera mendapatkan penanganan medis jika memang dirasa perlu.

Terkadang, depresi mungkin terlalu berat untuk ditangani sendiri. Dalam hal ini, mencari bantuan profesional yang mengerti tentang kesehatan mental bisa menjadi solusi. Terapis atau konselor yang tepat dapat membantu dengan teknik dan panduan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Mengetahui pengertian depresi dalam Islam, jenis, dan cara mengatasinya bisa membantu Anda memahami depresi dari perspektif Islam. Jika mengalami gejala depresi, jangan ragu untuk mengikuti cara-cara yang sudah dianjurkan oleh Islam. Tetapi, langsung datangi profesional jika gejalanya sudah parah.

Baca Juga: Depresi ke Psikolog atau Psikiater?

Bagikan:
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x