Gangguan emosi merupakan masalah kesehatan mental yang dapat mempengaruhi individu secara signifikan. Perubahan suasana hati tidak terkendali atau tidak seimbang berdampak kehidupan seseorang.
Gejala yang mungkin dihadapi oleh individu dengan masalah emosi, seperti cemas berlebihan, kekhawatiran terus-menerus, atau bahkan periode perasaan sangat rendah yang dapat berujung pada depresi.
Jenis Gangguan Emosi
Berikut ini beberapa gangguan mental yang bisa disebabkan oleh emosional tidak stabil.
1. Depresi
Depresi adalah gangguan mental yang ditandai oleh kesedihan mendalam, kehilangan minat atau kegembiraan dalam aktivitas sehari-hari, serta berbagai gejala lain, seperti perubahan pola tidur, berkurangnya energi, perasaan tidak berharga, dan kesulitan berkonsentrasi.
2. Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah kondisi mental di mana seseorang mengalami perasaan cemas yang berlebihan dan terus menerus tanpa alasan yang jelas. Hal ini bisa mempengaruhi kesehariannya dan mengganggu fungsionalitas sebagai individu.
3. Gangguan stres pasca trauma (PTSD)
Timbul setelah mengalami pengalaman traumatis, di mana individu mengalami kilas balik, mimpi buruk, dan gejala lainnya. Seorang yang tidak mengatasi trauma akan mengalami emosi tekanan batin berkepanjangan.
Baca Juga: Stres Psikologis Adalah
4. Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
Individu dengan OCD mengalami pikiran obsesif yang tidak diinginkan dan mengganggu, serta merasa terdorong untuk melakukan tindakan kompulsif berulang sebagai respons terhadap pikiran-pikiran tersebut.
5. Gangguan makan
Gangguan makan adalah kondisi kesehatan mental yang melibatkan pola makan tidak sehat, seperti makan berlebihan atau sangat sedikit, dengan dampak negatif pada kesehatan fisik dan emosional seseorang.
Beberapa gangguan makan yang sering ditemui, antara lain binge eating disorder, anorexia, bulimia, dan masih banyak lagi.
6. Gangguan bipolar
Bipolar adalah masalah kesehatan mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati ekstrem. Orang dengan gangguan mental ini dapat mengalami perasaan sangat rendah, kehilangan minat, energi berkurang selama mengalami depresi.
Namun, ketika tiba-tiba berada pada kondisi normal perasaan kembali bersemangat, energik berlebihan, dan perilaku impulsif. Bipolar termasuk dalam gangguan jiwa tidak bisa mengontrol emosi dengan baik.
7. Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian adalah kondisi mental yang ditandai oleh pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang berbeda secara signifikan dari norma sosial.
Kondisi ini biasanya mempengaruhi cara seseorang dalam mengelola emosi atau berinteraksi dengan orang lain. Terdapat berbagai jenis gangguan kepribadian, seperti antisosial, borderline, narsistik, dan lainnya.
Gejala Gangguan Mental Emosional
Pengertian gangguan emosi merujuk pada ketidakseimbangan perubahan suasana hati seseorang yang dapat mengganggu interaksi sosial. Kondisi ini mencakup masalah mood, seperti depresi, kecemasan, bipolar, dan masih banyak lagi.
Berikut ini gejala yang mungkin muncul pada individu yang mengalami ketidakstabilan emosional.
1. Perasaan yang berlebihan
Mudah sedih, cemas, atau marah secara intens tanpa alasan yang jelas. Perubahan emosi yang tidak stabil dapat mengganggu fungsi individu dalam kehidupan sehari-hari.
2. Perubahan pola tidur
Kurang istirahat atau tidur berlebihan menjadi tanda adanya masalah emosi. Kondisi tersebut sering kali terjadi bersamaan dengan gangguan kesehatan mental lainnya.
3. Perubahan pola makan
Kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan juga bisa menjadi indikasi emosi yang bermasalah. Ini mengarah pada peningkatan atau penurunan berat badan yang signifikan.
4. Isolasi sosial
Menghindari interaksi sosial, menarik diri dari teman dan keluarga, serta merasa enggan berpartisipasi dalam aktivitas yang digemari bisa disebabkan oleh gangguan kepribadian emosional.
5. Penurunan konsentrasi
Masalah kesehatan mental yang berhubungan dengan emosi ditandai dengan kesulitan berkonsentrasi, gagal fokus, dan kurang produktivitas dalam tugas sehari-hari.
6. Muncul gejala fisik
Mengalami peningkatan gejala fisik, seperti gemetar, berkeringat, atau sakit kepala yang disebabkan oleh kecemasan atau stres berlebihan.
7. Pikiran negatif yang berlebihan
Terjebak dalam siklus pikiran negatif atau merasa putus asa tanpa melihat sisi positif dari situasi.
8. Gangguan dalam mengendalikan emosi
Kesulitan mengelola rasa marah mengakibatkan ledakan emosi yang tidak terkendali.
9. Kehilangan minat dan kegembiraan
Hilangnya minat pada aktivitas yang biasanya menyenangkan dan menarik, serta merasa tidak ada kebahagiaan dalam hidup.
10. Perasaan tidak berdaya atau putus asa
Merasa tidak berdaya atau putus asa dalam mengatasi masalah pribadi, dan merasa tidak pernah bisa keluar dari situasi sulit.
Baca Juga: Cara Mengobati Stres Menurut Islam
Faktor Penyebab Gangguan Mental Emosional
Berikut ini beberapa faktor penyebab masalah emosional yang umum terjadi.
1. Stres
Tekanan fisik atau mental yang berlebihan yang dialami oleh seseorang dapat mengganggu keseimbangan emosi, serta menyebabkan gangguan seperti kecemasan dan depresi.
2. Trauma
Pengalaman traumatis, seperti kecelakaan, kekerasan fisik, atau pelecehan dapat menyebabkan gangguan post-trauma seperti PTSD.
3. Genetika
Faktor genetik dapat memainkan peran dalam rentan seseorang terhadap masalah emosional, seperti depresi atau bipolar.
4. Lingkungan
Lingkungan yang tidak mendukung, keluarga yang disfungsional, atau tekanan sosial bisa memicu gangguan jiwa emosional pada seseorang.
5. Ketidakseimbangan kimia otak
Perubahan dalam neurotransmitter, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin juga dapat memicu depresi atau bipolar.
6. Perubahan hidup besar
Peristiwa seperti perceraian, kehilangan pekerjaan, atau kematian orang terdekat dapat menyebabkan seseorang sulit mengontrol emosi sehingga memicu gangguan mental lainnya.
Solusi Gangguan Mental Emosional
Dari sisi psikologi gangguan emosional dapat diselesaikan dengan cara berikut ini.
1. Berbicara dengan orang terpercaya
Berbicara dengan keluarga, teman, atau mengunjungi ahli medis profesional bisa membantu melepaskan emosi yang terpendam. Ini membantu seseorang merasa didengar dan mendapatkan dukungan.
2. Mengelola stres
Stress dapat dikelola dengan rutin latihan relaksasi, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga. Latihan ini membantu menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
3. Aktivitas fisik
Olahraga secara teratur dapat menghasilkan endorfin, yaitu zat kimia alami yang meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Melakukan aktivitas fisik ringan mengurangi resiko gangguan kepribadian emosional.
4. Menghindari penyalahgunaan zat
Menghindari alkohol, narkoba, dan zat-zat adiktif lainnya penting. Penggunaan zat kimia berbahaya bisa memperburuk masalah emosional.
5. Nutrisi seimbang
Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dapat mendukung kesehatan mental. Penuhi asupan dengan banyak mengonsumsi sayur dan buah.
6. Tidur yang cukup
Pastikan mendapatkan tidur yang cukup. Kurang istirahat dapat mempengaruhi suasana hati dan kemampuan seseorang dalam mengelola emosi.
7. Mencari bantuan profesional
Jika masalah emosional cukup parah, konsultasikan dengan ahli medis profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater agar mendapatkan penanganan yang tepat. Percaya dan yakin pada diri sendiri bahwa gangguan emosi bisa sembuh.
8. Menjaga kegiatan sosial
Terlibat dalam aktivitas sosial dan menjaga hubungan interpersonal yang positif dapat membantu meningkatkan kesejahteraan emosional.
9. Belajar menangani masalah
Belajar mengatasi masalah dengan cara yang positif dan konstruktif dapat membantu menurunkan tekanan emosional.
10. Pentingnya waktu untuk diri sendiri
Menentukan waktu untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang disenangi untuk mengurangi tekanan emosional.
Gangguan emosi berlebihan merupakan masalah serius yang mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Masyarakat perlu lebih terbuka dan memperhatikan individu dengan masalah tersebut.
Misalnya, memberikan akses lebih baik ke pelayanan perawatan kesehatan. Memberikan pengetahuan secara luas mengenai gangguan mental ini, dan memahami bahwa penderita tidak seharusnya dijauhi.
Baca Juga: Ciri-ciri Stres Ringan