Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dihadapkan pada suasana hati yang berbeda-beda. Terkadang gembira, sedih, lalu sesaat kemudian tersulut emosi. Padahal, setiap emosi yang datang bisa dikontrol oleh diri sendiri. Cara mengontrol emosi menurut psikologi pun bermacam-macam.
Mungkin beberapa cara di bawah ini, tidak semuanya berhasil untuk mengendalikan emosi Anda. Tenang saja, hal itu wajar. Sebab pengendalian emosi juga tergantung kebiasaan. Ketika kita terbiasa sadar saat emosi-emosi negatif maupun positif itu datang, kita tidak akan mengalami over.
Baik itu berlebihan dalam hal menerima emosi-emosi negatif maupun menerima yang positif. Kita jadi bisa mengendalikan diri untuk tetap berada di jalur biasa-biasa saja. Bersedih secukupnya, marah secukup, dan senang secukupnya. Dengan begitu, tidak akan ada gap dengan emosi lainnya.
10 Cara Mengontrol Emosi Menurut Psikologi
Umumnya, emosi selalu lekat dengan pemahaman negatif. Seperti marah, jengkel, sebal, naik darah, dan sejenisnya. Namun sebenarnya, emosi tidak hanya berkaitan dengan perasaan-perasaan negatif saja. Melainkan, seluruh luapan perasaan yang berkembang dalam diri seseorang.
Dibalik itu, kontrol emosi negatif memang terbilang lebih susah daripada emosi positif. Terlebih ketika sudah tersulut amarahnya. Bisa-bisa, semua orang yang ada di sekitarnya juga ikut terkena semprot. Namun tenang saja, karena ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menahan emosi.
1. Tenangkan Diri
Tidak semua emosi bisa diekspresikan atau ditahan begitu saja. Melainkan, harus selektif atau dipilah-pilah dalam melepas atau menahan emosi. Oleh karena itu, terkadang satu waktu mengharuskan Anda untuk menahan emosi dan satu waktu mengharuskan untuk meluapkannya.
Sebelum memilih untuk menahan atau mengekspresikannya, cobalah untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Taring nafas panjang dan buang perlahan-lahan. Lakukan itu beberapa kali sampai diri Anda benar-benar tenang. Baru kemudian bisa melakukan pemilihan dengan kepala dingin.
2. Kenali Semua Emosi Dalam Diri
Untuk mengontrol emosi sehingga selektif dalam pengekspresiannya, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mengenali semua emosi yang dimungkinkan muncul dalam diri. Emosi apa saja yang pernah dirasakan, apa penyebab yang paling mudah membuat tersulut, dan lain sebagainya.
Dengan mengenali emosi tersebut, pemilahan untuk mengekspresikan atau menahan emosi tersebut lebih mudah. Sebab diri sendiri sudah kenal dan hafal ciri setiap emosi yang dirasakan oleh tubuh. Maka kemudian bisa memberikan respon baik, tenang, dan tahu apa yang harus dilakukan.
Baca Juga: Ilmu Psikologi Dasar
3. Terima Semua Emosi yang Dirasakan
Ketika sudah mengenali, memahami, hafal emosi-emosi apa saja yang sedang dirasakan, selanjutnya tugas seseorang yang sedang merasakan gejolak emosi adalah menerima semua yang sedang ia rasakan. Emosi-emosi positif mungkin bisa atau lebih mudah diterima oleh semua orang.
Namun tidak semuanya mampu menerima emosi-emosi negatif yang datang. Padahal, emosi negatif itu juga perlu dirasakan agar kemudian tubuh bisa mengolah dan memberikan respon. Apakah emosi tersebut perlu diluapkan atau ditahan.
4. Berjarak dengan Emosi yang Dirasakan
Penerimaan emosi yang harus dilakukan di tahap sebelum ini, mungkin tidak bisa berhasil secara langsung. Penerimaan itu tentu membutuhkan jarak dan kebiasaan. Maka, cara mengontrol emosi menurut psikologi lainnya adalah berjarak dengan emosi yang sedang dirasakan.
Berjarak dalam hal ini, bukan berarti tidak menerima. Perasaan emosi tersebut tetap keluar dari dalam diri. Namun seseorang yang merasakannya mengalihkan dengan cara melakukan aktivitas lain yang membuatnya bisa berjarak dan melupakan emosi tersebut.
Baca Juga: Belajar Ilmu Psikologi
5. Ubah Pemikiran Diri Sendiri
Mungkin cara ini agaknya terkesan untuk menahan emosi yang seharusnya dikeluarkan, tetapi jika suasananya tidak memungkinkan, akan memberi dampak yang sangat disayangkan bagi diri sendiri. Oleh karena itu, lebih baik ditahan dengan mengubah pemikiran diri sendiri.
Ini merupakan cara menipu diri sendiri sebagai upaya untuk mengendalikan emosi yang sedang bergejolak. Umumnya, cara ini bisa diterapkan ketika diri dalam keadaan marah. Caranya mudah saja. Cobalah untuk menarik nafas dan membuangnya, lalu tersenyum.
6. Introspeksi Diri
Cara mengontrol emosi menurut psikologi lainnya adalah dengan intropeksi diri. Jika dirasa keadaan lingkungan dan diri sendiri sudah benar-benar tenang, lakukan intropeksi diri. Secara tidak langsung, biasanya cara ini akan membuat reka ulang adegan secara otomatis di kepala Anda.
Ketika reka ulang momen emosi negatif itu datang, cobalah untuk meninjau kembali emosi tersebut. Apa yang salah dari perilaku Anda? Apakah ada kata-kata yang tidak sengaja menyakiti seseorang di lingkungan tersebut? Jangan malu untuk menyadari kesalahan diri sendiri.
7. Berdoa
Pun tak sedikit juga psikolog yang terkadang menyarankan orang-orang yang sedang mengalami gejolak emosi berlebih, terutama negatif untuk berdoa. Dalam Islam, cara ini bisa dilakukan dengan membaca doa menahan amarah.
Bisa dilakukan untuk mengendalikan emosi yang sedang meledak-ledak. Adapun doanya adalah allahummaghfirlii dzanbii, wa adzhib ghaizha qalbii, wa ajirnii minas syaitaani. Yang artinya adalah Tuhanku, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan.
8. Maafkan dan Lupakan
Ketika sudah merasakan, menerima, dan intropeksi diri, maafkan diri Anda jika memang telah melakukan kesalahan. Ingatlah bahwa setiap orang bisa lepas dari kendalinya. Oleh sebab itu, penting untuk tidak meledak-ledak terlebih dahulu sebelum tenang dan berpikir jernih.
Lupakan semua emosi yang telah membuat hari Anda buruk. Lupakan semua hal yang membuat Anda kacau. Setelah tenang, lakukan aktivitas yang membuat diri sendiri senang. Tingkatkan mood dengan segala sesuatu atau aktivitas positif yang bisa meningkatkan gairah hidup.
9. Fokus Pada Hal yang bisa Dikontrol
Pun tidak semua hal bisa kita kontrol sesuai dengan keinginan diri sendiri. Terkadang, ada beberapa hal yang lepas kendali dan terjadi begitu saja tidak sesuai dengan ekspektasi. Namun tenang, karena itu wajar. Terlebih ketika ada sesuatu yang dikelola bersama dengan orang lain.
Seringnya, kemauan kita berbanding terbalik dengan kemauan rekan. Jika salah satu tidak ada yang bisa toleransi, hal itu mungkin akan membawa keduanya pada pertengkaran hingga perpecahan. Maka dari itu, penting untuk menahan emosi dan fokus pada hal-hal yang bisa dikontrol.
10. Ungkapkan Emosi Secara Asertif
Bagi sebagian orang, beberapa emosi negatif terkadang perlu diungkapkan. Selain sebagai bentuk ekspresi atau respon terhadap hal-hal yang menyulut amarah, aktivitas tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada rekan kita.
Jika memang yang harus diekspresikan adalah perasaan yang menuju pada pertentangan, ketidaknyamanan, ketidaksetujuan, hal itu bisa diungkapkan dengan cara asertif. Dengan begitu, kita bisa mengelola emosi dengan baik, menyampaikan maksud, tanpa harus menyakiti hati mitra tutur.
Kesimpulan
Dalam hal mengelola perasaan, mengontrol emosi negatif adalah yang paling sulit. Bahkan emosi tersebut paling mudah tersulut dan susah untuk hilang. Oleh karena itu, tak heran lagi jika tak sedikit orang kesusahan dalam mengatasi emosi yang tidak stabil.
Jika ingin menanggulangi hal tersebut, cara mengontrol emosi menurut psikologi adalah dengan menenangkan diri terlebih dahulu, mengenali dan merasakan emosi, menerima semua emosi yang dirasakan, mengubah pemikiran diri sendiri, intropeksi diri, dan mengungkapkannya secara asertif.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Daya Ingat dalam Psikologi